Selasa, 12 April 2011

Resensi Novel “Dia, Tanpa Aku”

TUGAS SOFTSKILL
BAHASA INDONESIA 2
Nama : Atika Dwi Karunia
Kelas : 3 KA 15
NPM : 10108355



Resensi Novel “Dia, Tanpa Aku”

1. Identitas buku meliputi:

· Judul buku : Dia, Tanpa Aku

· Nama pengarang : Esti Kinasih

· Tanggal penerbit : Januari - 2008

· Nama penerbit : Gramedia Pustaka Utama

· Tempat penerbit : Gramedia Pustaka Utama

2. Pokok isi buku :

Ronald, cowok kelas 2 SMA, sudah lama naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald belum mau PDKT. Ia menunggu sampai Citra masuk SMA, karena itu ia hanya bisa mengamati Citra dari jauh.
Saat yang ditunggu Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk SMA! Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra masuk SMA yang sama dengan adiknya, Reinald, dan sekelas pula. Namun, keinginan dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati Citra tak pernah terwujud. Cowok itu kecelakaan dan tewas di tempat, tidak jauh dari rumah Citra.
Reinald menganggap Citra-lah penyebab kematian kakaknya. Rasa marah dan keinginannya untuk menyalahkan Citra membuat sikapnya terhadap cewek itu menjadi penuh permusuhan. Keduanya kemudian kerap bertengkar tanpa Citra tahu pasti alasan sebenarnya.
Sikap Reinald berubah drastis ketika Citra memutuskan untuk tidak lagi mengacuhkannya. Kini Reinald berada di posisi yang sama seperti Ronald dulu. Perubahan sikap Reinald itu tanpa sadar mendekatkan keduanya. Dan akhirnya Reinald tak lagi ingin menjaga Citra demi almarhum kakaknya.
“Gue suka cewek lo,” ucap Reinald suatu hari di depan foto Ronald. Dan itu membuat sang kakak kemudian “kembali”!

3. Keunggulan isi buku:

Novel ini menurut saya menarik sekali, meskipun kalau dilihat dari judul sangat simpel. Buku ini juga bukan sekedar menceritakan kisah cinta seperti teenlit kebanyakan. Kisah cinta di dalam novel ini penuh kejutan. Mulai dari kejadian dikira bandar narkoba, bendera nippon, sampai telepon Ronald ke sebuah radio yang tidak nyata. Oke, mungkin yang itu terlalu aneh. Namun, Esti Kinasih berhasil melibatkan kita dalam suasananya sehingga saat saya membaca meski untuk kedua kalinya saya tetap merinding dan deg-deg-an. Jadi intinya, novel ini PATUT dibaca.

4. Kekurangan isi buku:

tidak begitu banyak kelemahan mungkin cara menulis atau kata-kata dalam novel ini harus di perbaiki biar sedikit lebih jelas .

5. Saran :

Seharusnya penulis membuat akhir cerita pada novel ini lebih bagus lagi karena akhirnya biasa saja. Dan kata-katanya harus sedikit diperbaiki agar lebih jelas.

1 komentar:

  1. .. inni novel yg slam ne fc cari naaa... maoe bly tpy kta.a uddh gugh adda :(

    BalasHapus